PUSARAN.CO– Puluhan peserta mengikuti Peringatan Hari Kartini pada Kamis (4/5) di Ruang Bima Balaikota Yogyakarta. Dengan anggun para perempuan yang hadir menggunakan kebaya dan sanggul untuk memperingati Hari Kartini yang diikuti seluruh organisasi wanita yang tergabung dalam Gerakan Organisasi Wanita (GOW) Kota Yogyakarta, Bhayangkari Kota Yogyakarta, Persatuan istri Tentara (Persit) Kartika Chandra Kirana Kodim 0734 Kota Yogyakarta, Dharma Wanita Perwakilan (DWP) Kota Yogyakarta serta PKK Kota Yogyakarta.
Selain itu, kegiatan ini sekaligus sebagai penyerahan hadiah lomba yang sudah dilaksanakan sejak 18 Maret 2023 yakni lomba Senam Massal dan Lomba Senam Maumere dengan urutan juara sebagai berikut Juara I dari Persit, Juara II dari Bhayangkari, Juara III diraih PKK, Juara Harapan I dari DWP, Juara Harapan II diraih oleh GOW Kota Yogyakarta, masing-masing pemenang mendapatkan uang pembinaan dengan total hadiah Rp 3,5 juta.
Ketua Gerakan Organisasi Wanita (GOW) Suni Fatmah mengatakan, kegiatan yang dilaksanakan sejak bulan lalu juga melakukan bakti sosial yang diselenggarakan pada tanggal 21 Maret 2023 bertempat di Panti wreda Budi Dharma, Ponggalan, Giwangan Yogyakarta. Untuk sasaran ada 70 orang Lansia diberikan bingkisan berupa alat- alat kebersihan diri, Camilan, dan lain sebagainya.
Selain itu, sebagai penutup rangkaian kegiatan Hari Kartini adalah diselenggarakan Seminar dengan Tema ‘Cerdas Finansial Untuk Menjaga Kesehatan mental Keluarga’ oleh narasumber yakni Hasnil Afrizal Mutaqin dan Warih Andan Puspitosari.
Ia berharap, dengan kegiatan ini juga dapat mengajak para generasi muda untuk ikut mengenang dan menyegarkan kembali akan pentingnya pemahaman dan arti perjuangan Kartini sebagai kebangkitan kaum perempuan. “Diharapkan dengan kegiatan ini para pemuda dapat mewariskan nilai-nilai luhur dan semangat perjuangan Kartini guna mempertebal tekad dan keyakinan dalam melanjutkan perjuangan mengisi kemerdekaan,” jelasnya.
Sementara itu, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kota Yogyakarta Yunianto Dwi Sutono mengatakan, berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2021 dari 115 ribu perempuan dengan usia 15 tahun ke atas di Kota Yogyakarta, sebanyak 51,7 persen memilih untuk bekerja di sektor informal. Sedangkan 48,2 persen sisanya bekerja di sektor formal.
Selain itu, dari Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan di Kota Yogyakarta pada tahun 2020-2021 tumbuh sebanyak 3,81 persen dibandingkan dengan kondisi TPAK laki-laki yang hanya tumbuh 2,65 persen.
Tak hanya itu, BPS juga mencatat Indeks Pembangunan Gender di Kota Yogyakarta sebesar 98,16 poin pada tahun 2020. Angka tersebut adalah poin tertinggi di Provinsi DIY, yang berarti bahwa indeks pembangunan manusia perempuan dan laki-laki di Kota Yogyakarta semakin setara.
Untuk itu, Pemerintah Kota Yogyakarta melalui perangkat daerah dan stakeholder terkait terus berkomitmen untuk memberikan ruang aman bagi seluruh perempuan di Kota Yogyakarta. Salah satunya dengan menyediakan hotline bagi penyintas kekerasan yang diampu oleh Unit Pelayanan Teknis Perlindungan Perempuan dan Anak, serta melalui layanan aduan di aplikasi Jogja Smart Service (JSS).
“Kami juga memiliki kegiatan seminar seputar keuangan yang langsung berkaitan dengan kesehatan mental keluarga. Kami berharap, adanya seminar sejenis dapat membuka cakrawala perempuan agar dapat makin berdaya dan berdikari,” jelasnya.
Pihaknya memberikan apresiasi setinggi-tingginya untuk perempuan yang ada di Kota Yogyakarta. Senantiasa para perempuan tetap konsisten dalam melaksanakan program pemberdayaan masyarakat dan keluarga di Kota Yogyakarta.
“Saya berpesan perempuan di Kota Yogyakarta dapat meneruskan semangat juang dan cita-cita Raden Ajeng Kartini untuk membangun keluarga, masyarakat, dan bangsa yang cerdas guna memajukan generasi penerus bangsa. Selain itu kaum perempuan terutama di Pemerintah Kota Yogyakarta semakin mandiri sehingga Koga Yogyakarta istimewa kotanya, istimewa pula para perempuannya ,” ujarnya. (RLS)