News

Sekda DIY Lantik 212 Pejabat Fungsional Berpakaian Tradisional Yogyakarta

Fitrah seorang guru adalah menjadi sosok yang digugu lan ditiru, selaras dengan nilai Yoga Angangga Yogi— bahwa cara berpikir dan karakter seorang murid, bisa jadi merupakan cerminan, atau replika dari para pendidiknya.

Arahan tersebut disampaikan Sekda DIY Beny Suharsono ketika melantik dan mengambil sumpah 212 orang Pejabat Fungsional Pengangkatan Pertama Guru Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta pada Kamis (13/07) di Gedhong Pracimosono, Komplek Kepatihan, Yogyakarta.

Selanjutnya kepada para guru yang dilantik dan diambil sumpahnya yang seluruhnya mengenakan pakaian tradisional gaya Yogyakarta, yang laki-laki mengenakan surjan lengkap dengan blangkonnya dan perempuan mengenakan kebaya lengkap, Sekda Beny Suharsono berpesan untuk selalu mengembangkan kompetensi, karena kebutuhan organisasi dan masyarakat sangatlah dinamis. Sementara kepada para Kepala OPD, Sekda DIY mengharapkan dapat memfasilitasi pengembangan kompetensi para pejabat fungsional, dengan memberikan ruang inovasi dan aktualisasi.

Selain itu, terkhusus bagi Pejabat Fungsional Guru yang diambil sumpahnya pada hari ini, diharapkan meresapi peran mulianya sebagai role model ideal bagi para siswa. Tak hanya melaksanakan tugas mulia melaksanakan knowledge transfer, guru juga diwajibkan senantiasa menjaga marwah dan etika dalam perbuatan, baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat, sebagai bagian dari pendidikan karakter.

Ke 212 Pejabat Fungsional Guru yang berasal dari berbagai Daerah di DIY seperti Kabupaten Sleman, Gununkidul, Bantul, Kulon Progo dan Kota Yogyakarta rata-rata masih muda belia dan kelihatan ceria setelah dilantik dan diambil sumpahnya dan menerima Petikan Surat Keputusan (SK Gub) dari Gubernur DIY bernomor 229/pem-D / UP.04 dan Nomor 230/Pem-D/UP.4 tentang Pengangkatan Pertama pada Jabatan Fungsional.

Keceriaan dan kebahagiaan tersebut dirasakan oleh Anisa Nur Rahmawati selaku Guru Bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 Ngemplak Kabupaten Sleman, pengalamannya sangat senang menjadi Guru Bahasa Indonesia karena bisa ber-interaksi dengan peserta didik ajar bagiamana bisa menjadi guru yang baik. “ Apalagi hari ini saya sudah dilantik menjadi Pejabat Fungsional kedepannya akan lebih bertanggungjawab lagi dan menjadi guru yang lebih baik lagi dan bisa memajukan pendidikan di Yogyakarta kedepannya yang lebih baik lagi” ungkapnya.

Disinggung bagaimana menghadapi siswa-siswi di sekolah mungkin ada yang siswa agak bandel. Anisa Rahmawati menyampaikan bahwa ada selisih umur antara guru dengan siswa tidak terlalu jauh maka dia bisa berbaur bersama dengan mereka, menyatu dengan mereka maka kenakalan mereka masih sebatas wajar. Sehingga kanakalan merekapun dapat teratasi dengan baik.

Hal yang sama pun juga dirasakan Wahyu Widi Setiawan guru SMK dari Wonosari, Gunungkidul yang berasal dari Sedayu Bantul dan telah menjadi guru selama 4 tahun lebih sebagai guru informatika. Dikatakan Wahyu bahwa yang dirasakan selain dia sebagai guru, mengajar siswa juga belajar sebagai orangtua anak-anak di sekolahan. Ditanya kiat seperti apa dalam menghadapi siswa yang bandel atau nakal. Dia menyampaikan bahwa menghadapi siswa disekolah itu gampang-gampang susah, tetapi lebih banyak yang menyenangkan, bisa interaksi dengan siswa, saling belajar membelajari seperti itu.

Pada Pelantikan dan Pengambilan Sumpah 212 Pejabat Fungsional Pertama Guru di Daerah Istimewa Yogyakarta yang dihadiri pula oleh Asisten Pemerintahan dan Administrasi Umum H.Sumadi.SH.M.Hum serta Pejabat OPD terkait ini, ditandai dengan kata-kata Pelantikan dan Pengucapan Sumpah dan  Penandatangan Berita Acara Pelantikan secara simbolis oleh 4 perwakilan Pejabat Fungsional dari Agama Islam Anisa Nur Rahmawati, Katholik oleh Cristina Tyas Widowati, Kristen oleh Wahyu Widi Setiawan dan Agama Budha oleh Dwi Setiyono Cahyo. (fia/rls)

Related Posts

Leave Comment