News

Satu Rumah Satu Jumantik Cegah DBD di Kota Yogya

PUSARAN.CO -Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta tengah berbahagia menyambut salah satu ASN berprestasi yakni Rubangi selaku Program Kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit DBD di Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta.

 

Dimana Rubangi (59) menjadi salah satu yang mendapat penghargaan World Mosquito Program (WMP) Yogyakarta dari Pusat Kedokteran Tropis Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM) dan Yayasan Tahija. Apresiasi ini diberikan saat acara dinner pada ‘Sumbangsih Yogyakarta untuk Dunia’ yang digelar pada 31 Maret 2023 lalu.

 

Pada program tersebut melibatkan lebih dari 8.000 kader kesehatan dari tiga wilayah seperti Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Bantul. Penelitian dan implementasi teknologi Wolbachia ini juga telah dilakukan di 122 kelurahan dengan luasan 231 km2 persegi, dan telah melindungi 2,2 juta penduduk.

 

“Tidak menyangka mendapatkan penghargaan, ini tidak terlepas dari penggerak masyarakat untuk terus melakukan penanggulangan penyakit DBD,” kata Rubangi.

 

 

 

Dalam pekerjaannya di pemerintah tak perlu diragukan lagi. Karir Rubangi semenjak tahun 1988 memberikan pengabdian terbaik di bidangnya. Mulai dari tahun 1988 Rubangi bekerja di Puskesmas Gondokusuman dilanjutkan ke Puskesmas Tegalrejo dan pada tahun 2004 berpindah ke Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta selaku Program Kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit DBD hingga sekarang.

 

Pihaknya mengatakan, selama menjadi ASN tidaklah mudah, dibutuhkan sehat jasmani dan rohani serta butuh keikhlasan dalam bekerja.

 

Sebab, tidak dipungkiri banyak hambatan yang dilalui terutama dalam jabatan yang dipegangnya saat ini, dimana dalam upaya menurunkan angka DBD di Kota Yogyakarta dengan berbagai penanggulangan seperti melakukan program satu rumah satu Jumantik atau juru pemantau jentik, untuk menurunkan angka kematian akibat DBD.

 

Perlu diketahui, Kota Yogyakarta pernah menghadapi Kejadian Luar Biasa pada tahun 2016. Dimana angka penderita DBD mencapai 1690 jiwa.

 

Hal ini membuat Rubangi dan pihak terkait lainnya bekerja keras untuk menanggulangi agar tidak terjadi kembali kejadian KLB seperti tahun 2016. Salah satunya dengan melakukan WMP yang bekerjasama dengan FK-KMK UGM dan Yayasan Tahija.

 

Dimana pemerintah dan FK-KMK UGM melakukan penelitian selama 11 tahun dan sampai saat ini secara efektif berhasil menurunkan 77 persen kasus DBD serta menurunkan 86 persen tingkat rawat inap akibat DBD.

 

“Namanya bekerja ada hambatan dan kendala namun kami selalu berkomunikasi bersama puskesmas, kelurahan dan kemantren dalam upaya pencegahan DBD di Kota Yogyakarta,” jelas Rubangi saat diwawancarai Rabu (5/4).

 

 

 

Suami Martinah ini mengungkapkan, hingga saat ini angka penderita DBD turun drastis dimana pada bulan Maret 2023 hanya ada 20 kasus penderita DBD. Hal ini membuktikan apa yang dilakukan pemerintah berhasil menekan penyakit DBD di masyarakat bahwa dengan teknologi Wolbachia dapat menurunkan angka DBD.

 

Oleh sebab itu, ayah dari tiga orang anak ini mengatakan sangat berbangga dan berterimakasih kepada masyarakat yang ikut serta dalam keterbiasaan hidup sehat dengan melakukan 3M yakni 8menguras/membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es dan lain-lain.

 

Kedua menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan lain sebagainya, dan ketiga memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular Demam Berdarah.

 

Selain itu, Ia mengatakan, bangga bisa menyumbangkan salah satu pengabdian sebagai ASN di Pemkot Yogyakarta dengan menurunkan dan mengurangi angka kematian DBD.

 

Tambahnya, pencapaian dan kebaikan yang didapat hingga saat ini menjadi tabungan hingga pensiun, dimana pihaknya setelah purna tidak akan berhenti melayani masyarakat dengan berbagai kegiatan sosial seperti menjadi bendahara Takmir dan bendahara RT di wilayahnya.

 

“Harapannya dengan adanya pelepasan nyamuk, masyarakat tetap melaksanakan gerakan satu rumah satu jumantik dan semoga dengan adanya penghargaan ini merupakan hadiah kami pensiun yang amanah di masyarakat,” ungkapnya. (Rls)

 

 

Related Posts

Leave Comment