PUSARAN.CO – Dalam rangka memberikan kesempatan kerja bagi warga miskin yang belum bekerja maupun warga yang kehilangan pekerjaan Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Yogyakarta melaksanakan padat karya infrastruktur.
Salah satunya yang sudah berjalan di wilayah RW 17, RT 80, Kelurahan Gedongkiwo, Kemantren Mantrijeron Kota Yogyakarta. Ketua RW 17 Santoso saat memberikan sambutan melalui penutupan padat karya infrastruktur Kelurahan Gedongkiwo, pihaknya berterimakasih kepada pemerintah dalam memberikan kesempatan kerja bagi warganya melalui program tersebut.
Untuk pekerjaan padat karya infrastruktur yang dilakukan warga Gedongkiwo RW 17 ini diantaranya warga sudah melakukan kon blok jalan dengan rincian pekerjaan panjang 105 meter dan lebar 3 meter. Sedangkan untuk pagar pinggir Sungai Winongo ini panjang pagar 105 meter tinggi 1,5 meter.
Pada kesempatan ini, Santoso merasa bangga dan senang dengan adanya kegiatan padat karya infrastruktur tahun 2023. “Pekerjaan ini sesuai dengan waktu pekerjaan padat karya yaitu dikerjakan selama 30 hari mulai dari tanggal 23 februari- 20 Maret 2023. Alhamdulillah dengan semangat warga RW17 yang melaksanakan/mengerjakan padat karya ini semua dengan semangat dan bisa berjalan dengan lancar,” jelas Santoso saat diwawancara seusai acara.
Pihaknya juga mengatakan semua pekerja menggunakan tenaga dari warga RW 17, mulai dari tukang hingga para tenaga kerja. Santoso berharap akan ada anggaran untuk tahun selanjutnya dalam membangun kembali jalan yang sudah dibangun untuk dimaksimalkan hingga ke utara sekitar 81 meter.
“Masih ada jalur yang ke utara sampai jalan perumahan itu masih ada sekitar 81 meter kalau bisa kami mohon kepada Dinsosnakertrans Kota Yogyakarta dan PU untuk melanjutkan kegiatan padat karya infrastruktur dan jalan inspeksi pinggir kali Winongo,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinsosnakertrans Kota Yogyakarta Maryustion Tonang mengungkapkan, dalam program padat karya ini adalah pekerja-pekerjanya dari warga masyarakat lokal yang tidak membutuhkan skill kemampuan khusus, sehingga pembuatan jalan inspeksi dan juga pagar pengaman saat pembuatan tidak menggunakan teknologi yang maju tetapi menggunakan tenaga manusia dan dengan alat-alat yang sederhana.
Menurutnya, dengan adanya padat karya di Kota Yogyakarta ini merupakan bagian dari pemberdayaan bagaimana memperluas memberi kesempatan kerja bagi warga masyarakat lokal sehingga mereka bisa berpenghasilan dalam memenuhi kebutuhan hidup diri dan keluarganya.
“Pelaksanaan pekerjaan ini sudah sesuai dengan tahapan dan sesuai dengan spesifikasi terhadap perencanaannya, walaupun masih ada beberapa meter luas yang tentunya menjadi tugas kita semuanya bahwa di tahun ke depan bisa kita programkan kembali sehingga bisa nyambung secara utuh, bahwa jalan inspeksi kemudian pagar pengaman di tepi sungai Winongo ini bisa selesai secara utuh seratus persen dan ini menjadi bagian dari apa yang bisa kita banggakan oleh warga masyarakat RW17 khususnya,” katanya.
Ia berharap dengan program ini aktivitas atau geliat masyarakat bisa semakin baik, lebih-lebih pasca pandemi covid-19 sehingga disini dibutuhkan juga uluran tangan warga lain agar warga masyarakatnya bisa berpenghasilan salah satu bentuknya adalah program Padat Karya Infrastruktur,” ujarnya. (RLS)